Tampilkan postingan dengan label Charles. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Charles. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Juni 2017

Kritikan Politikus PDIP Buat Ketua Pansus RUU Terorisme Ini Tajam

Charles Honoris

Anggota Komisi I DPR dari PDI Perjuangan Charles Honoris mengkritik kinerja panitia khusus revisi Undang-Undang Anti Terorisme. Menurutnya kinerja mereka lambat. Charles mengatakan hal itulah yang kemudian membuat sejumlah lembaga survei menempatkan DPR sebagai lembaga yang paling tidak bisa dipercaya publik.‎

"Pembahasan RUU tindak pidana terorisme terkesan agak lambat. Oleh karena itu, tidak heran berbagai lembaga survei‎ menempatkan DPR sebagai lembaga yang paling tidak dipercayai publik hari ini," kata Charles di Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Dia juga mengkritik komposisi pansus RUU Anti Terorisme yang dipimpin oleh Muhammad Syafi'i. Menurutnya Syafi'i tidak layak menjadi ketua sehingga kinerja pansus jauh dari maksimal.
"Kita lihat‎ Romo Syafi'i yang menjadi ketua pansus statement-statement-nya kontraproduktif, saya ingat dalam kunjungan pansus terorisme ke Poso. Ketua Pansusnya menyampaikan bahwa sebetulnya yang teroris di sini bukan Santoso, tapi polisi yang teroris," kata dia.
"Bahkan Romo Syafi'i mengglorifikasi Santoso, kalau saya melihat begini, mungkin ketua pansus itu punya ideologi lebih dekat kepada pelaku teror dibanding ideologi sebagai ketua pansus yang membahas tindak pidana terorism," Charles menambahkan.
Sampai sekarang revisi UU masih diperdebatkan terus, bahkan definisi terorisme dan judul RUU-nya sendiri.
"Definisi terorisme itu sendiri masih dalam perdebatan, kemudian dari judul revisi UU nya pun masih diperdebatkan, tapi kami sudah sepakat bahwa judul revisi UU ini tetap menggunakan tindak pidana terorisme, karena tanpa kata pidana terorisme maka implikasinya bisa berbeda," tuturnya.
Dia mengamati pembahasan lain yang masih alot adalah masalah masa penahanan. Dalam daftar inventaris masalah, ‎penahanan dilakukan selama 30 hari dan mendapatkan penambahan dan bisa diperpanjang 180 hari ditahap penyidikan.
"Pada ‎dasarnya kami tidak keberatan dengan penambahan masa penahanan, tapi dengan catatan bagaimana terkait dengan pengawasannya. Jangan sampai masa penahanan begitu lama bisa berpotensi untuk abuse of power, penyalahgunaan kewenangan, berpotensi juga untuk adanya pelanggaran HAM terduga pelaku teror," kata dia.
Sumber : Suara

Senin, 15 Mei 2017

Vonis Ahok, Politikus PDIP Nilai Hakim Lebih Takut Tekanan Ketimbang Keadilan


Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Charles Honoris mengaku kecewa dengan putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Majelis hakim memvonis Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama 2 tahun penjara karena terbukti melakukan penodaan agama.
“Putusan hakim dalam kasus Ahok mengecewakan, hakim memutuskan bukan atas dasar fakta hukum tapi karena intervensi dan tekanan,” kata Charles melalui pesan singkat, Selasa (9/5/2017).
Charles melihat kasus Ahok sejak awal merupakan dagangan politik bukan suatu perkara yang lahir akibat proses hukum.
“Kasus ini lahir dari rahim pilkada DKI 2017, bukan karena adanya tindak pidana yang dilakukan seorang Ahok,” kata Anggota Komisi I DPR itu.
Charles mengungkapkan selama masa persidangan dapat dilihat besarnya upaya intervensi dan tekanan dari berbagai pihak terkait kasus Ahok.
Hal itu dilakukan untuk kepentingan-kepentingan pilkada DKI dan upaya mendegradasi pemerintahan Jokowi.
“Intervensi terhadap putusan hakim dilakukan melalui demonstrasi di jalanan, dari meja pimpinan DPR sampai komentar elite-elite partai politik. Terbukti, hakim lebih takut dengan tekanan dan intervensi ketimbang menerapkan keadilan,”‎ kata Charles.
Sebelumnya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pengadilan Negeri Jakarta memerintahkan agar menahan terdakwa penodaan agama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Perintah tersebut karena Ahok terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penodaan agama.
“Memerintahkan terdakwa ditahan,” kata Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Dwiarso, saat membacakan amar putusan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (9/5/2017).
Pada sidang vonis, majelis hakim memvonis Ahok pidana penjara dua tahun.
“Menyatakan terdakwa Ir Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan pidana penodaan agama. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu pidana penjara dua tahun,” kata Dwiarso.
Sumber : Tribunnews

Rabu, 08 Maret 2017

Megawati Bakal Hukum Kader PDIP Jika Ahok-Djarot Kalah


Seluruh kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bertugas untuk memenangkan pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Terutama bagi kader yang merupakan anggota DPRD, DPR RI, serta menjadi Bupati, Wali Kota, dan Gubernur.

Anggota DPR RI dari fraksi PDI-P, Charles Honoris mengatakan tiap anggota dewan telah diberikan wilayah pengampuan.

Charles sendiri, wilayah pengampuannya di Kecamatan Kebon Jeruk.

"Jadi saya punya tugas untuk bisa memenangkan (Ahok-Djarot) di Kebon Jeruk," kata Charles, di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2017).

Lihat gallery : Charles Honoris Rapat Konsolidasi Se-Kecamatan Kebon Jeruk

Tak hanya anggota dewan yang berasal dari daerah pemilihan DKI Jakarta, namun anggota dewan fraksi PDI-P dari seluruh Indonesia bertugas memenangkan Ahok-Djarot.

Selain itu, PDI-P juga menurunkan kadernya yang menjabat Bupati, Wali Kota, dan Gubernur untuk memenangkan Ahok-Djarot.

"Jadi kepala daerah, seperti Bupati dan Wali Kota dari PDI-P datang ke Jakarta, serta pimpinan DPRD untuk bekerja demi kemenangan Ahok-Djarot," kata Charles.

Ada konsekuensi yang akan diterima tiap kader, jika Ahok-Djarot kalah di wilayah pengampuan.

"Jadi itu nanti ada penilaian dari partai dan ibu Ketum (Ketua Umum Megawati Soekarnoputri).

Pastinya ada dan bisa menjadi bahan evaluasi kinerja kader," kata Charles.

Seluruh kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bertugas untuk memenangkan pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Terutama bagi kader yang merupakan anggota DPRD, DPR RI, serta menjadi Bupati, Wali Kota, dan Gubernur.

Anggota DPR RI dari fraksi PDI-P, Charles Honoris mengatakan tiap anggota dewan telah diberikan wilayah pengampuan.

Charles sendiri, wilayah pengampuannya di Kecamatan Kebon Jeruk.

Baca juga: DPR Minta Pemerintah Awasi Mekanisme Donasi

"Jadi saya punya tugas untuk bisa memenangkan (Ahok-Djarot) di Kebon Jeruk," kata Charles, di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2017).

Tak hanya anggota dewan yang berasal dari daerah pemilihan DKI Jakarta, namun anggota dewan fraksi PDI-P dari seluruh Indonesia bertugas memenangkan Ahok-Djarot.

Selain itu, PDI-P juga menurunkan kadernya yang menjabat Bupati, Wali Kota, dan Gubernur untuk memenangkan Ahok-Djarot.

"Jadi kepala daerah, seperti Bupati dan Wali Kota dari PDI-P datang ke Jakarta, serta pimpinan DPRD untuk bekerja demi kemenangan Ahok-Djarot," kata Charles.

Ada konsekuensi yang akan diterima tiap kader, jika Ahok-Djarot kalah di wilayah pengampuan.

"Jadi itu nanti ada penilaian dari partai dan ibu Ketum (Ketua Umum Megawati Soekarnoputri).

Pastinya ada dan bisa menjadi bahan evaluasi kinerja kader," kata Charles.

Sumber : Tribunnews

Minggu, 08 Januari 2017

Pengibaran Bendera OPM Dianggap sebagai Upaya Provokasi

Charles Honoris

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris, menilai ada yang sengaja merenggangkan hubungan Indonesia dan Australia dengan adanya pengibaran bendera Papua Merdeka, Bintang Kejora, di Australia.

Bendera tersebut dibentangkan di Kantor Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Melbourne, Australia, pada Jumat (6/1/2017) lalu.

"Saya melihat ada upaya memprovokasi hubungan Indonesia dengan Australia menjelang kunjungan Presiden Jokowi (Joko Widodo) ke Australia," kata Charles melalui siaran pers, Minggu (8/1/2017).

Charles menilai, tindakan tersebut merupakan suatu perbuatan kriminal. Pemerintah Australia diminta untuk menunjukkan keseriusannya memproses tindak pidana tersebut karena berpotensi mengganggu hubungan bilateral.

"Kepolisian Australia harus mengusut dan menangkap pelaku yang dengan ilegal memasuki KJRI Melbourne," kata Charles.

Charles mengatakan, KJRI Melbourne merupakan wilayah ekstrateritorial di mana masih menjadi bagian kedaulatan Indonesia. Hal itu sesuai dengan dan dilindungi oleh hukum internasional.

Karena itu, kata Charles, sebagai host country, pemerintah Australia wajib memastikan dan meningkatkan perlindungan terhadap semua properti diplomatik RI di sana. Terlebih lagi, Australia adalah mitra penting bagi Indonesia, khususnya dalam sektor perdagangan, pariwisata dan penanganan pidana terorisme.

"Semua pihak harus menjaga kedaulatan, harga diri dan martabat bangsa dengan kepala dingin untuk kepentingan nasional," kata Charles.

Sumber : KOMPAS

Minggu, 04 Desember 2016

Komisi I Segera Fit and Profer Test Para Calon Dubes


Presiden Jokowi telah mengajukan nama-nama calon Duta Besar (dubes) yang akan ditempatkan di sejumlah negara-negara sahabat ke Komisi I DPR. Calon dubes yang diusulkan presiden dinilai tokoh-tokoh berkualitas.
Anggota Komisi I DPR Charles Honoris mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan fit and proper test calon dubes sebelum memberikan pertimbangan kepada presiden. Dia berharap semua calon bisa mengikuti prosesnya dengan baik.
Menurut politisi PDI-Perjuangan itu, calon dubes Arifin Tasrif yang akan ditempatkan di Tokyo dinilai seorang profesional. Arifin diniai udah berhasil di beberapa BUMN strategis.
“Arifin saya yakin bisa meningkatkan investasi Jepang di Indonesia. Ada anggota Komisi I Tantowi Yahya juga yang akan mengisi jabatan dubes di Selandia Baru. Indonesia bisa banyak belajar dari Selandia Baru dalam mengelola sektor pertanian. Bisa saya pastikan Pak Tantowi adalah salah satu anggota Komisi I yang berkualitas untuk menjadi wajah Indonesia di negara sahabat,” kata Charles di Jakarta, Minggu (27/11).
Dari kalangan diplomat karir ada Sekjen Kemlu yakni Kristiarto Legowo dan Pak Hasan Kleib. Sebagai Sekjen Kemlu Kristiarto dinilai sangat piawai dalam pengelolaan keseharian Kemlu.
“Beliau adalah pribadi yang sangat luwes dan pandai berdiplomasi. Hubungan Indonesia-Australia sangat berwarna. Jadi, penempatan pak Kris sudah tepat,” katanya.
Sumber : BeritaSatu

Selasa, 08 September 2015

Charles Honoris Laporkan Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Ketua

Anggota Komisi I DPR, Charles Honoris akan melaporkan tindakan Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang hadir dalam kampanye Donald Trump kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Dia pun berharap MKD memberikan sanksi tegas pada pimpinan DPR tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Kita harapkan ada sanksi yang tegas. Walaupun dengan teguran dari MKD, itu juga saksi yang akan membuat mereka malu," kata Charles, Sabtu (5/9/2015).

Baca juga Hadir Di Kampanye Capres AS, Setya Dan Fadli Dianggap LanggarEtika!!

Politikus Muda PDI Perjuangan Charles Honoris menilai, tidak seharusnya Setya Novanto dan Fadli Zon berada di tengah-tengah acara kampanye Donald Trump. Bahkan yang sangat disayangkan, pin DPR RI masih terpasang di baju Setya Novanto di saat menghadiri acara kampanye itu.

"Itu artinya Setya Novanto diperkenalkan sebagai Ketua DPR. Bukan sebagai pribadinya," tutur Charles Honoris.

Menurut Charles Honoris, Setya dan Fadli berangkat ke Amerika Serikat menggunakan uang negara. Dan sudah tentu kedatangan Setya dan Fadli ke kampanye Donald Trump menyakitkan perasaan bangsa Indonesia.

"Apa yang dilakukan (Setya dan Fadli) di tengah kampanye Donald Trump memalukan rakyat Indonesia," ujar Charles Honoris.

Sumber Tribunnews.com

Jumat, 28 Agustus 2015

Charles Honoris Apresiasi Positif 33 Calon Dubes Usulan Jokowi

Charles Honoris Anggota DPR RI Komisi I, Fraksi PDIP/Foto:JPNN
Presiden Joko Widodo telah mengirimkan 33 nama calon duta besar ke Komisi I DPR RI. Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris mengapresiasi nama-nama yang diusulkan Presiden tersebut.

“Dari profil secara umum yang kami terima, saya mengapresiasi positif. Saya rasa mereka kompeten dan mampu menjalankan tugas dengan baik,” ujar Charles Honoris, Rabu (26/8/2015).

Namun, pihaknya masih akan melakukan pendalaman terhadap tugas-tugas mereka. Terlebih lagi, Presiden sudah mengungkapkan harapan terhadap kinerja dubes dan diplomat, yakni harus memiliki kemampuan diplomasi luar negeri sekaligus marketing yang baik.

Untuk melihat hal itu, Komisi I akan mendalaminya pada saat fit and proper test mendatang.

“Kita akan dalami saat fit and proper test. Tapi yang jelas saya cukup optimistis mereka sesuai dengan harapan Presiden,” ujar Charles Honoris.

Berikut 33 nama calon duta besar usulan Presiden Jokowi:

1. Husin Bugis Dubes untuk Uni Emirat Arab
2. Safira Machrusah Dubes untuk Republik Demokratik Rakyat Alzazair
3. Bambang Antarikso Dubes untuk Republik Irak
4. Husnan Bey Fananie Dubes untuk Republik Azerbaijan
5. Ahmad Rusdi Dubes untuk Kerajaan Thailand merangkap UNESCAP
6. Yuri Octavian Thamrin Dubes untuk Kerajaan Belgia merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa
7. Helmy Fauzi Dubes Republik Arab Mesir
8. Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Wittoeng Dubes untuk Republik Bolivarian Venezuela
9. Mansyur Pangeran Dubes untuk Republik Senegal
10. I Gusti Agung Wesaka Puja Dubes untuk Kerajaan Belanda merangkap OPCWC
11. Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi Dubes untuk Qatar
12. Ibnu Hadi Dubes untuk Republik Sosialis Vietnam
13. Alfred Tanduk Palembangan Dubes untuk Republik Kuba
14. Wiwiek Setyawati Firman Dubes untuk Republik Finlandia
15. Iwan Suyudhie Amri Dubes untuk Republik Islam
16. Muhammad Ibnu Said Dubes untuk Kerajaan Denmark
17. Rizal Sukma Dubes untuk Kerajaan Inggris merangkap Republik Irlandia dan IMO
18. Tito Dos Santos Baptista Dubes untuk Mozambique
19. Mohammad Wahid Supriyadi Dubes untuk Federasi Rusia
20. Mustofa Taufik Abdul Latif Dubes untuk Kesultanan Oman
21. R. Soehardjono Sastromihardjo Dubes untuk Republik Kenya
22. Marsekal Madya TNI (Purn) Budhy Santoso Dubes untuk Republik Panama
23. Dian Triansyah Djani perutusan tetap RI untuk PBB
24. Diennaryati Tjokrosuprihatno Dubes Republik Ekuador
25. Agus Maftuh Abegebriel Dubes untuk Kerajaan Arab Saudi
26. Amelia Achmad Yani Dubes untuk Boznia-Herzegovina
27. I Gede Ngurah Swajaya Dubes untuk Republik Singapura
28. Sri Astari Rasjid Dubes untuk Republik Bulgaria
29. R. Bagus Hapsoro Dubes untuk Kerajaan Swedia
30. Octavino Alimudin Dubes untuk Republik Islam Iran
31. Antonius Agus Sriyono Dubes untuk Tahta Suci Vatikan
32. Eddy Basuki Dubes untuk Namibia
33. Alexander Litaay Dubes untuk Republik Kroasia

Rabu, 26 Agustus 2015

DPR RI dan Parlemen Tiongkok Membahas Isu Buruh Murah


DPR RI meminta Parlemen Tiongkok memberi perhatian dan jaminan agar investasi di Indonesia tidak diembel-embeli keharusan menerima tenaga kerja level pekerja dari negara tirai bambu tersebut. Hal ini menjadi bahasan dalam pertemuan bilateral parlemen dua negara di sela-sela sidang Komisi Tetap Masalah Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan Asian Parliamentary Assembly (APA) di Jakarta 19-20 Agustus.

“Saya konsen sekali pada pemberitaan yang menyebut investasi Tiongkok di Indonesia harus dengan syarat memberi lapangan kerja bagi buruh murah atau pekerja kasar dari sana. Tadi kami sampaikan secara blak-blakan kepada Parlemen Tiongkok agar memperhatikan hal ini, karena itu akan membahayakan lapangan kerja bagi warga negara Indonesia,” kata anggota BKSAP Charles Honoris usai pertemuan di Hotel Intercontinental, Jakarta, Rabu (19/8/15).

Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini menyebut sangat menghargai keinginan Tiongkok untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, melakukan investasi pada sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia. Namun kerja sama hendaknya dilakukan dengan mengedepankan prinsip saling menguntungkan dan aturan hukum yang jelas.

Anggota delegasi Indonesia yang cukup aktif menyampaikan pendapatnya dalam persidangan komisi tetap APA ini, juga menyambut baik ajakan untuk membangun sinergi pada program silk road maritim yang sedang dikembankan pemerintahan Tiongkok. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indosia yang juga mengedepankan pembangunan kamaritiman.

“Nah pada kesempatan pertemuan saya juga memimpa parlemen Tiongkok untuk peduli pada isu penegakan hukum di wilayah laut. Indonesia saat ini sangat concern pada masalah illegal fishing dan siap bertindak tegas sesuai rambu-rambu hukum yang ada,” tekan Charles Honoris.

Dalam kesempatan tersebut Ketua Delegasi Tiongkok Zhao Baige menerima sejumlah masukan yang disampaikan delegasi DPR. Terkait isu buruh murah Tiongkok yang didatangkan ke Indonesia, ia berjanji akan membahasnya di dalam negeri termasuk membicarakan dengan pemerintahnya.

Sumber pikiran-rakyat.com
Link: http://charles-honoris.com/read/2015/08/24/162/dpr-ri-dan-parlemen-tiongkok-membahas-isu-buruh-murah

Kamis, 20 Agustus 2015

Charles Honoris Anggota BKSAP DPR Minta Parlemen Tiongkok Jamin Buruh Indonesia

Charles Honoris, DPR RI


Anggota Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Charles Honoris, meminta parlemen Tiongkok menjamin dan memperhatikan investasi di Indonesia. Hal ini menjadi bahasan dalam pertemuan bilateral parlemen dua negara di sela sidang Komisi Tetap Masalah Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan Asian Parliamentary Assembly (APA) di Jakarta 19-20 Agustus 2015.

‎"Saya konsen sekali pada pemberitaan yang menyebut investasi Tiongkok di Indonesia harus dengan syarat memberi lapangan kerja bagi buruh murah atau pekerja kasar dari sana," ujar Charles di Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Oleh karenanya, Charles menyampaikan persoalan itu kepada Parlemen Tiongkok agar memperhatikan syarat tersebut. Pasalnya, kalau aturan itu diterapkan sangat merugikan tenaga kerja Indonesia.

"Kami (BKSAP DPR) secara blak-blakan meminta kepada Parlemen Tiongkok agar serius memperhatikan hal ini, karena itu akan membahayakan lapangan kerja bagi warga negara Indonesia,” ungkap politikus PDI Perjuangan itu.

BKSAP DPR dalam pertemuan itu sangat mengapresiasi keinginan Tiongkok meningkatkan kerjasama ekonomi, terutama investasi proyek infrastruktur di Indonesia. Namun menurut Charles, kerja sama apapun harus mengedepankan prinsip saling menguntungkan disertai aturan jelas.

Anggota Komisi I DPR itu dalam persidangan komisi tetap APA mengapresiasi ajakan program silk road maritim yang sedang dikembangkan pemerintahan Tiongkok. Menurut Charles, ajakan itu sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang mengedepankan pembangunan kemaritiman.

“Saya juga meminta parlemen Tiongkok peduli pada isu penegakan hukum di wilayah laut. Indonesia saat ini sangat concern pada masalah illegal fishing dan siap bertindak tegas sesuai rambu-rambu hukum yang ada,” kata dia.

Ketua Delegasi Tiongkok, Zhao Baige, menerima sejumlah masukan delegasi DPR. Terkait isu buruh murah Tiongkok yang didatangkan ke Indonesia, Zhao berjanji akan membahasnya di dalam negeri termasuk membicarakan dengan pemerintahnya. Tribun;

Selasa, 18 Agustus 2015

Charles, Perombakan Kabinet Momentum Tepat

 Perombakan kabinet kerja yang baru saja dilakukan oleh Presiden Jokowi dinilai  tepat.  Tiga bidang kementerian koordinator yang diisi orang baru sudah sangat berpengalaman.

"Selain momentumnya tepat, tokoh yang dipilih Presiden Jokowi di tiga bidang kementerian tak hanya punya kapasitas saja tapi jujga memiliki jejak rekam yang baik pula. Artinya mereka sesuai dengan harapan masyarakat," ujar politisi PDI Perjuangan Charles Honoris, di Jakarta, Kamis (13/8).

Dengan demikian, dia menambahkan. tiga kementerian itu bisa berkoordinasi untuk melaksanakan tugasnya masing-masing dan masyarakat tentunya berharap mereka bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Indonesia saat ini, kata Charles, sedang mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan target serapan anggaran sampai ke daerah-daerah.

Anggota Komisi I DPR ini menambahkan, perombakan kabinet itu juga akan membuat stabilitas politik diyakini juga akan lebih kondusif dikarenakan hubungan eksekutif, legislatif dan partai-partai politik akan lebih mendukung program pemerintahan.

Tak itu saja, koordinasi lembaga penegak hukum juga akan dirasa lebih harmonis. Sektor kemaritiman juga akan menjadi capaian baru yang lebih maksimal bagi Indonesia.

"Dan yang paling akan kelihatan adalah urusan administrasi kabinet dan istana akan lebih tertata karena dipegang oleh orang berpengalaman dalam berorganisasi dan manajemen sekelas Pramono Anung," tegas Charles.

Menurut dia, sebagai politisi senior,  ram, begitu mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan akrab disapa,   juga akan dapat memfasilitasi komunikasi yang lebih baik dengan semua elemen politik di republik ini.

"Jadi masyarakat dan pasar ekonomi berharap banyak pasca reshuffle kemarin. Dan presiden diharap memonitor kerja kabinet dengan lebih tegas dan terukur," tandasnya.

http://sp.beritasatu.com/nasional/pdip-perombakan-kabinet-momentum-tepat/93721

Charles Honoris, Pilihan Menteri Jokowi Sudah Tepat

INILAHCOM, Jakarta - Perombakan kabinet yang baru saja dilakukan Presiden Jokowi dinilai momentum yang sangat tepat. Tiga orang baru yang mengisi bidang kementerian koordinator sudah tepat.

Demikian penilaian itu disampaikan politikus PDI Perjuangan (PDIP), Charles Honoris, kepada wartawan, Jakarta, Kamis (12/8/2015).

Menurutnya, kapasitas dan rekam jejak ketiga menteri koordinator tersebut dinianggap telah menguasai bidangnya masing-masing.

"Selain momentumnya tepat, tokoh yang dipilih Presiden Jokowi di tiga bidang kementerian tak hanya punya kapasitas saja tapi juga memiliki jejak rekam yang baik pula. Artinya mereka sesuai dengan harapan masyarakat," kata Charles.

Dengan demikian, kata Charles, tiga kementerian itu diharapkan dapat berkoordinasi untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Sebab, masyarakat tentunya berharap mereka bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Indonesia saat ini sedang mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan target serapan anggaran sampai ke daerah-daerah," ujar Charles.

Selain itu, kata Charles, stabilitas politik diyakini juga akan lebih kondusif dikarenakan hubungan eksekutif, legislatif dan partai politik akan lebih mendukung program pemerintahan.

Disisi lain, koordinasi lembaga penegak hukum juga akan dirasa lebih harmonis. Sektor kemaritiman juga akan menjadi capaian baru yang lebih maksimal bagi Indonesia.

"Dan yang paling akan kelihatan adalah urusan administrasi kabinet dan istana akan lebih tertata karena dipegang oleh orang berpengalaman dalam berorganisasi dan manajemen sekelas Pramono Anung," tegas Charles.

Menurutnya, sebagai politikus senior, Pram juga akan dapat memfasilitasi komunikasi yang lebih baik dengan semua elemen politik di tanah air.

"Jadi masyarakat dan pasar ekonomi berharap banyak pasca reshuffle kemarin. Dan presiden diharap memonitor kerja kabinet dengan lebih tegas dan terukir," demikian Charles. [mes]

- See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2229510/politikus-pdip-jokowi-tepat-pilih-tiga-menko#sthash.xPzuSOLG.dpuf

Jumat, 31 Juli 2015

Charles Honoris, Pelaku Komersialisasi Pesawat Dipecat

Charles Honoris DPR Komisi I

Charles Honoris, Anggota Komisi DPR yang membidangi pertahanan menuntut penyelidikan atas dugaan praktik komersialisasi pesawat jenis Hercules C-130. Pesawat itu merupakan pesawat yang jatuh di Medan, Sumatera Utara.

"Pihak-pihak yang terlibat harus dipecat bila nanti terbukti, " tegas Charles Honoris.

Charles Honoris menambahkan, TNI Angkatan Udara juga harus menyelidiki dugaan komersialisasi di pangkalan udara lain.

Kata dia, kecelakaan yang menimpa pesawat Hercules di Medan ini harus menjadi momen evaluasi internal bagi TNI. Terutama terkait kebutuhan mendesak untuk meremajakan alutsista.

Kamis, 30 Juli 2015

Info berita Merdeka- Menyambut Lebaran, anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Charles Honoris menggelar bazar minyak goreng murah di lapangan Persima, Tambora, Jakarta Barat. Bazar tersebut digelar untuk mengisi waktu reses DPR dan sekaligus bertemu dengan konstituennya.

Bazar minyak murah ini diberikan untuk kalangan kelas bawah. Lamhot Aritonang/detikFoto
Link Detiknya di sini

Charles Honoris Kecewa Atas Kejadian di Tolikara Papua


Anggota DPR RI Charles Honoris dari fraksi PDI Perjuangan mengecam kejadian yang menimpa muslim Papua khususnya warga di Karubaga, Kabupaten Tolikara.

Kecaman itu ditulisnya di akun sosial media Twitter yang berbunyi sebagai berikut:

Kekerasan atas nama agama apapun tdk bs dibenarkan. Aksi yg memberangus hak konstitusional WN utk beribadah harus dilawan.

Ketika ada saudara kita apapun agamanya yg hak nya utk melaksanakan ibadahnya diganggu hati saya juga ikut sakit dan mereka harus kita bela.

Kita jg harus waspada adanya upaya aktor intelektual yang ingin memecah belah bangsa dan menghancurkan persatuan bangsa kita.

Sebelumnya, sholat Idul Fitri (Id) di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIT diwarnai aksi penyerangan oleh sekelompok massa.

Diketahui, pada saat berlangsung sholat Idul Fitri pada takbiran pertama datang sekelompok massa berteriak-teriak dan melakukan penyerangan dengan melempar ke arah rumah ibadah dan selanjutnya membakar beberapa kios yang ada di sekitar tempat tersebut.

Tercatat ada tiga warga yang mengalami luka tembak dan delapan lainnya luka biasa. Selain masjid, penyerang juga membakar 70 kios di sekitar lokasi tersebut.

RUMAH KONSTITUEN CHARLES HONORIS